Kuno dibalik Modernisasi

Sudah lama sekali saya tidak menulis di blog. Saya akui blog ini terpaksa diterlantarkan dahulu berhubung dengan deadline kerja di kantor. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang timbul di kepala saya, yang kali ini ingin saya ungkapan. Tapi maaf, mungkin apa yang saya tulis di sini bisa membuat pembaca emosi, atau berpikir aneh tentang saya, maka dari itu saya minta maaf di depannya. Atau mungkin anda berpikir bahwa ini cuma ungkapan kekesalan saja, itu terserah anda menanggapinya.

Baiklah saya akan memulainya. Beberapa hari ini ada hal yang sangat menggelitik pikiran saya. Sebenarnya hal ini sudah sering kita hadapi dan terjadi di llinkungan sekeliling kita. Yang saya pikirkan tak jauh dari cerita hidup, kita tau bahwa ada 3 tahap hidup yang bisa terjadi, hidup lebih lebih maju, hidup biasa saja, dan hidup dengan kemunduran. Nah, bagaimana kalau yang terjadi itu hidup maju tapi berwajah kemunduran??

Bermula dari tadi siang sewaktu saya selesai menunaikan Shalat. Saat ingin keluar mesjid pandangan saya tertuju kepada beberapa orang dengan pakaian kantoran yang rapi, tp ada satu hal yang janggal. Saya tidak tahu menjelaskannya, tapi bisa saya katakana begini “Orang kantoran yang rapi tapi begaya Changcuters”. Kenapa?? Tak lain dan tak bukan karena celana yg di gunakan adalah celana model kuncup dibagian bawah. Sama persis seperti model celana yang digunakan para anak jalanan yang ada dipersimpangan lampu traffic. Hmm, lucu buat saya, tapi kemungkinan tidak lucu buat sebagian orang yang mendukungnya.

Contoh berikutnya ini mungkin sudah sering terjadi di kehidpan kita. Saya ambil contoh dari ceritia cinta dan pertemanan. Menurut saya cinta dan peremanan adalah suatu hal yang sangat tipis bedanya, tapi ntah kenapa banyak orang yang menbuat cinta dan pertemanan adalah suatu hal yang berbeda sangat jauh seperti antara bumi dan langit. Biasanya seseorang itu jika sudah mempunyai pacar pasti menajuhi teman lawan jenisnya dengan berbagai alasan. Mungkin untuk menjaga hati pasangannya supaya tidak cemburu atau tersinggung. Aneh menurut saya, hal seperti itu sama saja dengan mengurung diri sendiri dari sosialisasi. Menurut saya cinta ya cinta, teman ya teman tak ada hubungannya kalau sudah punya cinta tidak boleh berteman. Selama bisa menjaga kualitas dari hubungan pertemanan tersebut saya rasa tidak masalah, karena apapun keadaan nya kita butuh berkomunikasi.

Memang hidup kita sekarang ini tidak terlepas dari masa lalu. Tiang dari hidup kita sekarang adalah masa yang lalu. Tapi bukan berarti kita harus mengalami kemunduran. Zaman emang terus berubah, banyak inovasi baru bermunculan. Inovasi emang penting, tapi tidak untuk yang aneh-aneh. Setiap orang emang pengen exist, tapi lihatlah cara dan keadaannya, bukan berarti menggunakan cara-cara yang aneh-aneh.