Arigoethe's Story

Lelaki Sejati

Posted in Day Events, Penambah wawasan by arigoethe on April 9. 2011

Lelah juga melihat berita akhir-akhir ini. Dari cerita pemerkosaan, korupsi, inflasi, perperangan, politik, kawin (tak) sengaja sejenis, perdebatan gedung parlemen, wabah mahluk berbulu (baca: ulat bulu), Lipsync ala India, sampai yang terakhir kasus ketahuannya anggota dewan sedang nonton film porno disaat sidang paripurna. Hahahaha.. untuk yang terakhir sungguh malang nasibnya, seperti tidak punya waktu lain, dan lokasi lain untuk menyalurkan hasrat. Dalih-dalih karena bosan dengan rapat yang diadakan hari Jumat, karena terdesak akan melakukan shalat Jumat. Hmm.. Saya sedikit tergelitik dengan alasannya, kenapa harus bawa-bawa ibadah segala untuk sebuah kesalahan yang dilakukan, bukannya ibadah itu memang kewajibannya sebagai mahluk beragama, lagian kenapa lebih milih nonton film porno sebagai penghilang bosan??! Hahaha…. Teringat beberapa hari lalu ketika melihat siaran salah satu Televisi yang mewawancarai ketua dewan dan diajak jalan-jalan keruang kerjanya, disana saya melihat fasilitas lengkap, seperti Televisi Plasma, DVD player, dan lainnya yang malas saya sebutkan. Jika dikaitkan dengan kasus yang tadi, jangan-jangan diruangannya dia juga sering nonton yang begituan ya.. Hahaha….
Sudahlah, malas bahas kelanjutannya, biar dia yang bertanggung jawab terhadap Tuhan, agama, rakyat, dan nafsunya, jika dia masih lelaki sejati.. Hehe..

Bicara tentang lelaki sejati, sekarang saya ingin berbagi tentang aturan-aturan lelaki sejati. Ini sih menurut saya dan pantauan dari pihak lain juga. Jika para pembaca ingin menambahinya silahkan ditulis di “Komentar”, yang tulisannya manusiawi dan diterima akal akan saya tambahkan dipostingan ini.

Aturan-aturan lelaki sejati : (more…)

Lima Langkah Keluar dari Jeratan Utang

Posted in Day Events, Penambah wawasan by arigoethe on April 7. 2011

Mengabaikan utang ternyata bisa berakibat fatal. Apalagi jika berutang dengan kartu kredit. Salah-salah, Anda bisa dikejar oleh penagih utang alias debt collector yang disewa bank.

Untuk keluar dari jeratan utang, pertama-tama Anda harus mengidentifikasi jenis utang yang dimiliki. Menurut General Manager Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra, ada dua jenis utang, yaitu utang konsumtif dan utang produktif.

Utang produktif adalah utang untuk membiayai kegiatan yang bisa menghasilkan uang guna melunasi utang itu sendiri. Contohnya, utang untuk modal usaha, menyewa ruko, dan membeli komputer untuk bekerja. Utang produktif bisa dibilang “utang yang baik”, sepanjang penghasilan Anda sepadan dengan bunga dan cicilan yang harus dibayar.

Sementara itu, utang konsumtif adalah utang untuk membeli barang yang tak bernilai produktif. Lenny menegaskan, utang jenis ini -termasuk kartu kredit- harus dikelola dengan bijaksana karena bunga yang dikenakan sangat besar.

Pengguna kartu kredit sendiri dapat dikelompokkan jadi dua. Pertama, mereka yang memakai kartu kredit karena tak punya uang tunai di rekening bank untuk membayar dan membeli apa yang mereka inginkan. Mereka ini pada akhirnya sering terlilit utang — karena membelanjakan lebih banyak dari kemampuan. Kebiasaan ini harus diubah agar kesehatan finansial meningkat.

Yang kedua, mereka yang memakai kartu kredit sebagai alat mempermudah pembayaran. Mereka hanya membeli barang yang memang sanggup dibeli dan membayar tagihan secara penuh setiap bulan. Mereka juga kerap hanya menggunakan kartu kredit demi memanfaatkan promosi dari penyedia kartu kredit.

Anda termasuk kelompok yang mana? Berbahagialah jika Anda masuk kelompok kedua karena kelompok ini sangat jarang ditemui. Jika Anda masuk kelompok pertama, inilah lima langkah dari USNews untuk bebas dari jeratan hutang. Sederhana, tapi membutuhkan perjuangan untuk menjalaninya.

1.Sadari pengeluaran
Menggesek kartu kredit memang terasa mudah dan tak perlu usaha sama sekali. Beberapa orang mengakui, saat membayar belanjaan dengan kartu kredit, mereka tak merasa menghamburkan uang seperti ketika membayar dengan uang tunai.

Catatlah setiap pengeluaran dan lakukan analisis: Apa yang jadi pengeluaran terbesar? Makan di restoran? Belanja baju? Kurangi belanja yang tidak perlu.

2. Komitmen untuk berubah
Berbelanja kadang tak banyak menggunakan logika dan alasan. Apalagi bagi orang impulsif yang sulit menahan diri ketika melihat barang yang menarik. Dari itu, Anda harus punya komitmen yang tinggi, serta fokus pada kerusakan yang telah ditimbulkan akibat belanja tanpa perhitungan. (more…)